"Untuk menghidari fanatisme ke-NU-an, sudah saatnya ditanamkan kepada generasi muda kita dasar-dasar (pemikiran) yang melandasi ajaran Ahlussunnah wal Jamaah," kata Ketua Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kedungpring, Lamongan, Drs. Khamim Baidlowie, MM, saat memberikan sambutan dalam sebuah seminar bertajuk: "Peningkatan Mutu Pendidikan Sekolah, Pesantren, dan TPQ" di Gedung MI Nurul Huda Majenang, Kedungpring, Lamongan, Ahad (26/8).
![]() |
| Generasi Muda NU Perlu Mengenal Dasar-Dasar Ajaran Aswaja ala NU (Sumber Gambar : Nu Online) |
Generasi Muda NU Perlu Mengenal Dasar-Dasar Ajaran Aswaja ala NU
Pernyataan tersebut, menurutnya, dilandasi oleh keprihatinannya terhadap generasi muda NU saat ini yang dinilainya merasa cukup menjalankan ritus-ritus (amaliah) atau tradisi-tradisi keagamaan ala NU tanpa mengetahui dasar-dasar yang melandasinya.Persatuan Habib Jawa Timur
"Hal ini dimaksudkan untuk menghindarkan generasi muda kita dari bentuk fanatisme (buta) terhadap tradisi-tradisi NU, semisal tradisi tahlilan dan lain sebagainya," terang Khamim.Dalam seminar yang terselenggara atas kerjasama antara PBNU, British Council Indonesia, MWC NU Kedungpring, dan Yayasan Nurul Huda Majenang itu, Khamim mengungkapkan, penjelasan tentang hujjah-hujjah naqliyyah dan aqliyyah mengenai tradisi-tradisi keagamaan orang-orang NU perlu diperkenalkan kepada generasi muda NU agar mereka memiliki pemahaman bahwa tradisi-tradisi tersebut memang sudah berurat berakar dari pemikiran ulama NU terdahulu.
Persatuan Habib Jawa Timur
Memang, NU pada awalnya merupakan sebuah identitas kultural keagamaan yang dianut mayoritas umat Islam nusantara. Siapapun dia, jika ketika shalat Subuh membaca qunut, ketika keluarganya meninggal membaca tadarrus atau tahlil, atau ketika bulan Maulud gemar mendendangkan syair dan sholawat untuk Rosulullah SAW. (dar)Dari Nu Online: nu.or.idPersatuan Habib Jawa Timur Habib Persatuan Habib Jawa Timur

No comments:
Post a Comment