Personel Wali Band, Aan Kurnia bertanya tentang arti ulama kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Pertanyaan itu, menurut dia, tidak hanya pertanyaannya sendiri, tapi fansnya melalui Twitter dan grup Wathsapp.
(Baca: Wali Nyantri kepada Kiai Said (Bagian I)
Wali Nyantri kepada Kiai Said (Bagian II) (Sumber Gambar : Nu Online) |
Wali Nyantri kepada Kiai Said (Bagian II)
“Mohon maaf Pak Kiai, kami jangan dianggap selebritis. Kami santri Pak Kiai,” kata Aan yang akrab disapa Apoy yang ditemani personel lain, Farhan ZM atau Faank (vokalis), Ihsan Bustomi, dan Hamzah Shopi, serta manajemen Wali, di ruangan Kiai Said.(Baca: Inilah Pesan Kiai Said untuk Grup Musik Wali)
Kiai Said menjawab pertanyaan tersebut pada pertemuan di gedung PBNU, Jakarta (18/1) dalam rangka penjajakan pelibatan Wali pada program Ayo Mondok yang akan dilakukan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU).
Persatuan Habib Jawa Timur
Persatuan Habib Jawa Timur
Menurut kiai asal Cirebon tersebut, ulama adalah orang yang ahli dalam ilmu agama. “Kerjaaannya para ulama itu ta’lim, menyampaikan ilmu agama, mengajari masyarakat agar paham agama. Kalau ada orang yang tiap hari ngamuk-ngamuk, bilang “kurang ajar”, apa itu ulama?” ujar pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta itu.Menurut Kiai Said, seorang ulama harus meniru apa yang dilakukan Nabi Muhammad ketika mendapatkan kemenangan, yaitu Fathu Mekkah.
Ketika Nabi Muhammad masuk mekkah, sebagian sahabatnya ada yang menganggap bahwa hari itu adalah untuk membalas dendam kepada kafir Mekkah. Dendam itu dalam bentuk membunuh kepada orang yang telah melakukan pembunuhan kepada orang Muslim (qishas).
Namun, Nabi Muhammad tidak membenarkan anggapan sahabat tersebut. Hari itu, menurut Nabi adalah hari silaturahim umat Islam dengan penduduk Mekkah.
“Enggak, hari ini hari membangun silaturahim, semua penduduk Mekkah saya maafkan,” ungkap Kiai Said mengumpamakan perkataan Nabi Muhammad.
Sebelum kedatangan Nabi Muhammad ke Mekkah itu, lanjut Kiai Said, ada 15 penduduk Mekkah yang kabur karena ketakutan. Lima belas orang tersebut menyangka bahwa kaum Muslimin akan melakukan pembalasan. Di antara yang kabur tersebut Ikrimah, anaknya Abu Jahal.
“Yang lari, dijemput, saya maafkan, saya maafkan,” lanjut Kiai Said, mengumpamakan ungkapan Nabi Muhammad. (Abdullah Alawi)
Dari Nu Online: nu.or.id
Persatuan Habib Jawa Timur Anti Hoax, Syariah Persatuan Habib Jawa Timur
No comments:
Post a Comment