Monday, January 29, 2018

Hormat Merah-Putih, Hormat Harga Diri Bangsa

Wonogiri, Persatuan Habib Jawa Timur. Tidak benar bahwa penghormatan terhadap bendera merah putih adalah satu bentuk kesyirikan. Penghormatan terhadap Sang Saka Merah Putih salah satu bentuk penghormatan terhadap Sang Pemberi Rizki yang telah menjadikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.




Hormat Merah-Putih, Hormat Harga Diri Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Hormat Merah-Putih, Hormat Harga Diri Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Hormat Merah-Putih, Hormat Harga Diri Bangsa

Demikian disampaikan Habib Luthfi bin Yahya saat menyampaikan taushiyahnya dalam acara Maulid Akbar di lapangan Giri Kridha Bhakti Wonogiri, Sabtu (4/5) malam lalu dalam rangka Peringatan Hari Jadi Kabupaten Wonogiri ke- 272 dan diikuti puluhan ribu umat Islam se-Solo Raya.

“Bendera merah putih itu memiliki sejarah yang penuh dengan pengorbanan. Jika bendera merah putih tibo (jatuh) itu artinya kita kalah. Jadi menghormat bendera merah putih sama dengan menghormati harga diri bangsa,” terang pemimpin organisasi tarekat NU itu.

Persatuan Habib Jawa Timur

Acara yang mengangkat tema “Kita Bangun Wonogiri yang Madani untuk Memperkokoh NKRI” ini turut menghadirkan jajaran kepolisian, TNI AD dan DPRD dengan diawali menyanyikan bersama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Pembacaan Pancasila dan kultum dari Kapolres dan Dandim.

Nuansa nasionalisme dan patriotisme terasa kental dalam acara tersebut, hal ini memang menjadi harapan Habib Luthfi kepada seluruh umat manusia agar tidak saling mengutamakan kelompoknya masing-masing akan tetapi saling menghargai perbedaan yang ada.

Persatuan Habib Jawa Timur

Karena itu Habib Luthfi menekankan agar umat Islam berhati-hati dan tidak gampang menuduh suatu tindakan seseorang sebagai perbuatan syirik. 

“Kita tidak tahu hatinya orang lain, contohnya memasang bendera merah putih saat akan memasang genting dikatakan syirik, padahal itu ada sejarahnya, saat penjajahan dimana bendera merah putih tidak boleh berkibar, ada strategi agar bendera tetap terpasang salah satunya dengan memasang bendera bersama padi dan kelapa di wuwung, setelah tiga hari baru ditutup dengan atap,” terangnya.

Beliau berharap denngan memahami makna dibalik suatu budaya yang ada agar bisa saling menghargai. Salah satu contoh sikap sederhana yang saling menghargai adalah dengan menjadikan ucapan terima kasih sebagai bekal dalam kehidupan.

”Mengucap terima kasih itu gampang di lisan, jika manusia menjadikan bekal terima kasih untuk kehidupannya maka dunia ini akan aman, karena dengan terima kasih kita akan saling menghargai satu sama yang lain,” tegasnya.

Kehadiran Habib Luthfi disambut langsung oleh Bupati Wonogiri, H Danar Rahmanto. Dalam sambutannya beliau berharap dengan kehadiran Beliau di Wonogiri ini masyarakat akan mendapatkan pencerahan diri untuk menyadarkan diri kembali ke khitahnya sebagai khalifah di dunia ini.

“Mari kita tata diri kita masing-masing, hindari saling menyalahkan atau menata orang lain, karena pada dasarnya kita tidak bisa berbuat apa-apa tanpa campur tangan Allah SWT,” imbaunya.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Sumber   : Humas Setda Kabupaten Wonogiri

Dari Nu Online: nu.or.id

Persatuan Habib Jawa Timur IMNU Persatuan Habib Jawa Timur

No comments:

Post a Comment