Saturday, January 27, 2018

Dua Tantangan NU Saat ini

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBHNU) Kabupaten Jepara Hindun Anisa mengatakan, sebagai organisasi, NU di era globalisasi ini menghadapi banyak tantangan. Di antaranya tantangan di bidang informasi dan Islam "radikal" dan "liberal".

“Website di internet banyak dikuasai oleh kelompok bukan NU,” katanya pada Sarasehan “Mengapa Harus NU?” yang dilaksanakan PAC IPNU-IPPNU Nalumsari di Kampus 2 SMK Terpadu Hadziqiyah desa Tritis kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, Ahad (08/3).




Dua Tantangan NU Saat ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Tantangan NU Saat ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Tantangan NU Saat ini

Menurut dia, warga NU yang mengakses kaidah agama di internet akan bersinggungan dengan media-media non-NU sehingga sudah saatnya kiai dan santri melek internet.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tantangan kedua, lanjut perempuan yang sering disapa Neng Hindun, ini NU berhadapan dengan Islam radikal dan liberal.Paham keagamaan NU yang menganut konsep tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (adil) dan tasamuh (toleransi) itu yang membuat negara adikuasa tidak suka dengan kebesaran NU di Nusantara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pantas saat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden ke-4 RI, tegas Neng Hindun, negara adikuasa itu tidak rela orang NU memimpin bangsa. Negeri penguasa itu, tidak pernah memuji Gus Dur namun terus-menerus menjelek-jelekkan putra KH Wahid Hasyim tersebut hingga lengser.

Segala macam cara dilakukan media Barat tersebut. “Mereka (Barat, red) membangun wacana, waktu itu Gus Dur ialah antek Amerika. Padahal saya meyakini kelompok radikal yang menjelek-jelekkan Gus Dur ini suruhan mereka,” sambungnya.

Ia juga menyebut NU mempunyai peran untuk merebut kemerdekaan. Sehingga? organisasi yang bermakna kebangkitan ulama ini bersiteguh untuk mempertahankan NKRI. Kelompok-kelompok yang hendak mengobok-obok eksistensi NKRI sama dengan berhadapan NU.

Misalnya saja Kongres Umat Islam Indonesia yang dilaksanakan di Yogyakarta belum lama ini merupakan contoh kelompok yang hendak mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan diganti dengan Islam.

Padahal pada Munas Alim Ulama 1983, lanjut istri KH Nuruddin Amin, itu cukup menegaskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Karena itu, pembicara lain, Mustaqim Umar menyatakan menjadi orang NU harus bangga. “Tidak usah getun menjadi warga NU. Tunjukkan ke-NU-an kita. Kita harus yakin orang NU berkualitas,” terang Sekretaris LPNU Jepara.

Sebab, kata Mustaqim, NU sangat dihormati dunia dikenal sebagai penebar Islam rahmatan lil alamin. Diterimanya organisasi rahmatan lil alamin di mata dunia lantaran menggunakan pendekatan ala Indonesia.

Kegiatan yang diawali sambutan pengasuh Pesantren Hadziqiyah KH Chayatun Abdullah Hadziq. pada kesempatan itu ia mengatakan, jamiyyah NU yang didirikan KH Hasyim Asyari dan kiai-kiai lain merupakan organisasi untuk mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Lebih dari itu, ormas yang dilahirkan 1926 itu merupakan organisasi untuk menyelamatkan bangsa dan negara.

kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari pelajar dan delegasi Banom NU tersebut merupakan pamungkas rangkaian Harlah IPNU ke-61 dan IPPNU ke-60 dari 02 Februari hingga 08 Maret 2015 yang meliputi Ziarah, Karnaval, Bakti Sosial dan Santunan Yatama. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

No comments:

Post a Comment