Wakil Ketua PWNU Jawa Tengah H Muhlisin Bisyri mengimbau Nahdliyin agar selalu meramaikan masjid dan sering menggelar berbagai kegiatan keagamaan di masjid. Jangan sampai masjid sepi dari umat.
Yang Bangun Masjid Warga NU, Kok yang Menguasai Pihak Lain? (Sumber Gambar : Nu Online) |
Yang Bangun Masjid Warga NU, Kok yang Menguasai Pihak Lain?
Hal itu ia tegaskan saat hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan Masjid Nahdlatul Ulama, di Desa Kebonbatur, Kecamatan Mranggen, Kabupaten Demak, Ahad (18/9)."Masjid hari ini problemnya yang membikin orang NU, tapi kadang orang NU sendiri jadi pangling (lupa) dengan masjidnya. Sebab setelah masjid didirikan, kemudian diisi dan dikuasai orang lain yang beda paham. Ini sangat banyak," katanya.
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Wali Sembilan Semarang itu mencontohkan, di daerah Pucanggading Mranggen Demak, misalnya, terdapat kasus pihak notaris tidak bersedia menyerahkan sertifikat tanah masjid karena ada persoalan.PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
"Karena kalau diserahkan ke satu pihak, pihak lain tidak terima, ini jadi rebutan. Padahal yang jelas-jelas kerja keras membangun adalah warga Nahdliyin," tegasnya.Maka, berhubung saat ini proses pembangunan masjid NU ini masih dalam awal pembangunan, maka seluruh pengurus NU beserta badan otonomnya, serta warga setempat, harus bahu-membahu gotong-royong agar niatan mendirikan tempat ibadah ini segera tuntas.
"Setelah jadi, saya harap nanti dirawat bersama-sama. Biasanya NU yang membangun, tapi yang menempati pihak lain. Ini tidak boleh terjadi, meskipun masjid NU dengan masjid lainnya tidak ada bedanya, sama-sama untuk ibadah," ungkapnya.
Muhlisin juga menegaskan, ke depan masjid ini harus benar-benar mensyiarkan ubudiyah nahdliyin. Tidak ada toleransi pada pihak lain yang akan masuk dan mendominasi tata cara beribadah dan lainnya.
"Shalat tarawih harus tetap 20 rakaat, harus ada tongkat untuk khotbah, adzan Jumat harus dua kali, ada doa qunut ketika jamaah salat Subuh. Ini mutlak dan tidak bisa ditawar dan harga mati. Tidak ada kata toleransi," jelasnya.
Dalam acara peletakan batu pertama ini, juga dihadiri Anggota Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Nur Saadah (Ida), dan Syuriyah PCNU Demak KH Ahmad Zaeni Mawardi yang juga Mustasyar NU Ranting Desa Kebonbatur.
Adapun masjid NU ini akan berdiri di atas tanah wakaf seluas 410 meter persegi dari total lahan seluas 625 meter persegi. Selain didirikan masjid, di komplek ini juga akan dibangun secretariat kantor NU Ranting Kebonbatur beserta seluruh badan otonomnya. Juga akan didirikan poliklinik NU.
Letak kompleks ini cukup strategis, karena berada di perbatasan antara perkampungan dengan komplek Perumnas. Sehingga ke depan, komplek ini akan menjadi saksi proses akulturasi budaya antara warga setempat dengan warga pendatang dari berbagai daerah di Indonesia yang bermukim di sekitarnya.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid dan gedung NU tersebut, Munaji Effendi menambahkan, estimasi anggaran pembangunan masjid dan gedung NU ini mencapai Rp 1.863.620.409. Saat ini dana yang terkumpul dari infaq masyarakat mencapai sekitar Rp 10 juta.
"Kebanyakan warga ada yang menyumbangkan material berupa pasir, batu-bata, besi, semen, batu, dan sebagainya. Jadi, pembangunan ini kita lakukan dengan gotong-royong," ungkapnya.
Pihaknya menargetkan, pembangunannya akan selesai dalam waktu dua tahun terhitung mulai 2016. "Tapi kalau pendanaannya tersendat, ya tidak tahu selesainya kapan. Maka kami juga berharap pada para dermawan yang diberi rizki berlebih oleh Allah, untuk bisa andil dalam pembangunan masjid ini," tuturnya. (Huda/Mahbib)
Dari Nu Online: nu.or.id
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
No comments:
Post a Comment