“Mengelola Fatayat itu, harus dengan sinar keikhlasan dengan mampu mambawa diri,” demikian pesan Ketua Pemimpin Wilayah (PW) bidang Pendidikan dan Pengkaderan Fatayat NU Jawa Tengah Hj Muta’alimah saat membuka Konferensi Cabang (Konfercab) Fatayat NU Brebes di Hotel Dedy Jaya Brebes, Ahad (16/12).
Fatayat NU harus Mampu Membawa Diri (Sumber Gambar : Nu Online) |
Fatayat NU harus Mampu Membawa Diri
Tidak berarti, kata Muta’alimah, Fatayat menghindar dari berbagai partai politik tetapi justru harus mampu bekerja sama. Kader-kader Fatayat bertebaran diberbagai partai politik juga menempati posisi pekerjaan diberbagai sektor. Sehingga kerjasama antar lembaga harus terus dibangun sesuai dengan koridor dan tidak melenceng dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi.Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw
“Kerja sama itu bukan kenikmatan yang di bagi bersama-sama, tetapi membangun sinergi untuk menggolkan visi dan misi organisasi,” terangnya.Selain itu, lanjutnya, untuk mengelola Fatayat harus dipegang oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dalam berorganisasi. Sebab berorganisasi itu memerlukan sentuhan tangan-tangan trampil yang ikhlas dan rela berkorban.
Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw
Yang lebih utama, Muta’alimah menambahkan, dalam kiprahnya Fatayat harus berpegang teguh membantu NU dalam pengembangan Islam ahlussunah wal jamaah. Dengan tetap menjaga keutuhan NKRI.“Kita harus waspada dengan aliran-aliran Islam di Indonesia yang melenceng dari ajaran ahlussunah wal jamaah dan berupaya memporakporandakan NKRI,” tandasnya.
Untuk itu, kuantitas keanggatoaan Fatayat diupayakan dengan peningkatan kualitas keanggotaanya pula. “Kami bersyukur, ternyata anggota Fatayat tidak ketinggalan dalam pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu,” pungkasnya.
Sejalan dengan itu, Ketua Pengurus Cabang (PC) NU Brebes H Athoillah meminta kepada Fatayat jangan seperti tukang parkir. Artinya, tidak merasa memiliki tetapi hanya merasa dititipi. Sebab kalau hanya merasa dititipi maka pengelolaannyapun tidak maksimal.
“Merawat Fatayat itu harus dengan niatan, Fatayat itu hak milik sehingga di rawat dengan temen (sepenuh hati, red),” ajak Athoillah.
Termasuk, dengan merawat NU berarti menjalin kemitraan dengan pemerintah di daerahnya. “Tidak ada alasan, untuk tidak mendukung pemerintahan di daerah,” tegas Athoillah.
Hanya saja, lanjut Atho, Fatayat harus mampu menjaga diri agar tidak terserang penyakit kurap (kurang disiplin), kudis (kurang disiplin) dan kutil (kurang terapkan ilmu). Semua penyakit itu, bersumber dari kuman (kurang iman). “Kalau sudah kurang iman, maka akan mudah tergoyahkan keteguhannya mempertahankan islam ahlussunah wal jamaah,” kata Athoillah mengingatkan.
Konferensi Cabang dibuka Bupati Brebes Hj Idza Priyanti. Dalam sambutannya mampu memberi kontribusi terhadap pemerintahan. Termasuk didalamnya menangani bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian kerakyatan.
Ketua panitia penyelenggara Amaliyah menerangkan, kegiatan konfercab diikuti oleh 288 dari 16 Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Ranting (PR) se Kabupaten Brebes. “PAC Banjarharjo, tidak mengirimkan delegasinya tanpa alasan yang jelas,” kata Amaliyah.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Wasdiun
Dari Nu Online: nu.or.id
Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw Anti Hoax, Ahlussunnah Ustadz Felix Siauw Official Blog Resmi Felix Siauw
No comments:
Post a Comment