Isu ‘perdamaian’ diusung sebab erat kaitannya tentang kondisi bangsa saat ini yang sedang menghadapi berbagai persoalan. Mulai dari maraknya hoaks, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan, hingga ancaman terorisme.
“Hari Santri tahun ini momentum untuk menguatkan peran santri sebagai pionir perdamaian. Ini merujuk karakter orang-orang pesantren sepanjang sejarahnya punya komitmen kebangsaan yang tidak diragukan lagi,” papar Ahmad Zayadi, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Selasa (7/8) siang.
Sebelumnya, pada 2016 Kemenag mengangkat tema “Dari Pesantren untuk Indonesia”, lalu pada tahun selanjutnya bertajuk “Wajah Pesantren Wajah Indonesia.” Tema-tema tersebut, kata Zayadi, menggambarkan betapa keberadaan pesantren tidak bisa dipisahkan dengan Indonesia.
“Tidak akan pernah ada pesantren kalau tidak ada Indonesia, tidak akan pernah ada Indonesia kalau tidak ada dukungan dari pondok pesantren,” tegasnya.
Ia menilai, perdamaian merupakan salah satu spirit agama Islam. Makanya tidak heran jika eksistensi pesantren bisa disebut sebagai ‘laboratorium perdamaian’ bagi putra-putri bangsa. Selain wadah pendidikan Islam yang otentik, pesantren juga menanamkan kepribadian yang ramah dengan keragaman.
Lebih jauh, melalui semangat Hari Santri, kalangan ‘orang-orang sarungan’ hendak menyampaikan pesan bahwa kebinekaan atau keragaman adalah identitas utama Indonesia. Perbedaan paham, agama, suku, maupun kepentingan kelompok haruslah disikapi tanpa menggunakan kekerasan. Baginya, merawat perdamaian di Indonesia adalah kewajiban bersama.
“Sudah saatnya berani tampil selangkah lebih maju untuk terus menyuarakan perdamaian di tengah-tengah masyarakat. Prinsipnya tentunya tidak jauh dari kesejukan dalam menyampaikan pesan-pesan agama, merangkul keragaman masyarakat, dan ikut serta mengawal kedaulatan Republik Indonesia,” pungkas Zayadi.
Pada peringatan Hari Santri tahun sebelumnya, Kemenag menggelar berbagai kegiatan, seperti Santri Millennial Competitions (Desain Meme, lomba Video Iklan Masyarakat tentang Moderasi Islam, dan lomba Video Lalaran Nadham Alfiyyah), Kopdar Akbar Santrinet Nusantara, Car Free Day Bershalawat, Pesan Trend (Ngaji kitab Ihya’ ulum al-din bersama Ulil Abshar Abdalla dan Sujiwo Tejo), Pesantren Business Challenge (ajang pengembangan ekonomi dan bisnis di lingkungan pesantren), Muktamar Pemikiran Santri Nusantara, Perkemahan Pramuka Santri Nusantara (PPSN),Santriversary (malam puncak Hari Santri 2018).
www.nu.or.id | M. Zidni Nafi’ - Fathoni
No comments:
Post a Comment